Sukses dengan Aplikasi BlackBerry
Bangkit dari masa lalu yang kelam. Begitulah tekad yang dijalankan Kemal
Arsjad hingga sukses mendirikan Better-B, perusahaan pembuat aplikasi
telepon seluler
BlackBerry.
Sekalipun lahir dari keluarga yang
mapan dan kuliah di Universitas Pelita Harapan (UPH) yang mahal, Kemal
harus menjalani masa muda yang kelabu. Sembari kuliah di Jurusan
Marketing UPH, pada 1994, Kemal menjalankan bisnisnya, mengelola gokart off road dan
berbagai event organizer di Bukit Sentul. Bisnisnya lumayan sukses.
Tapi, sayang, Kemal terjerumus dalam dunia obat-obatan terlarang.
Alhasil, kuliahnya pun molor tujuh tahun dan hampir drop out.
Bukan itu saja. Duitnya nyaris
habis. “Pada tahun 2000, saya bangkrut dan sempat tidak punya apa-apa
lagi,” kenang Kemal seperti di kutip dari Harian Kontan. Untungnya, ia
bisa lulus kuliah pada 2001.
Biarpun sudah bangkrut, Kemal masih
belum putus asa. Ia ingin membangun kembali bisnisnya. Hanya, pintu
jaringan sudah tertutup baginya. “Cap anak bengal sudah melekat. Kala
itu benar-benar saya terpuruk,” kenangnya.
Setelah lulus kuliah pada 2001,
Kemal sempat kerja di Elnusa. Saat bertugas ke Dumai, Riau, kepekaan
sosial Kemal disentil. Ia melihat masyarakat Dumai tidak banyak
menikmati kekayaan minyak di tanah
mereka sendiri. Melihat kondisi itu, Kemal termotivasi untuk bangkit
dan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Ia pun memberanikan diri
keluar dari pekerjaannya.
Titik balik kehidupan Kemal lahir
dari sebuah ketidaksengajaan. Karena sangat menggemari gadget, Kemal
tertarik untuk menjalankan bisnis yang berkaitan dengan gadget.
Memang, latar belakang
pendidikannya bukan di dunia teknologi informasi. Tapi, Kemal paham
benar mengenai gadget. Maklum, ia ganti ponsel setiap dua bulan–tiga
bulan sekali.
Nah, ide untuk berbisnis TI berawal
dari ponsel pintar BlackBerry, yang dibeli Kemal pada tahun 2006. Dari
pengalaman memakai BlackBerry, Kemal tahu bahwa terjadi pergeseran pada
para pemakai ponsel pintar tersebut. Pasalnya, orang tidak hanya
menggunakan BlackBerry untuk berkomunikasi belaka, namun juga untuk
menikmati hiburan. “Itu menjadi celah bisnis,” ujar lelaki kelahiran
1976 ini.
Kemal lalu bergabung dengan milis
BlackBerry dunia. Dari hasil diskusi dengan beberapa anggota komunitas
BlackBerry, ia menggali kebutuhan konsumen ponsel. Bersama
teman-temannya, Kemal lalu mulai mengeksplorasi dan mencoba membuat
beberapa aplikasi untuk layanan smartphone itu.
Kemal kemudian mencoba mencari
informasi bagaimana cara menjadi rekanan Research in Motion (RIM) selaku
produsen BlackBerry yang berbasis di Kanada. Ia mengirim e-mail
permohonan ke Kanada.
Sayang, usaha Kemal tidak
membuahkan hasil. Tidak ada satu pun pejabat RIM yang menjawab
e-mail-nya. Sampai suatu ketika di tahun 2008, Kemal bertemu dengan
manajer marketing senior RIM Asia Pasifik pada acara BlackBerry di
Senayan City, Jakarta.
Kemal memberanikan diri
menyampaikan ide untuk membuat aplikasi BlackBerry. Dengan bekal
pengetahuan di bidang pemasaran dan hobi gadget-nya, Kemal menjelaskan
secara singkat tentang hitung-hitungan potensi pasar dan pendapatan
secara umum. “Hebatnya, mereka percaya dan tertarik. Benar-benar
pengalaman yang luar biasa,” kata bapak satu anak tersebut.
Pada akhir 2008, Kemal bersama
ketiga temannya mendirikan PT Diantara Kode Digital, pengembang software
aplikasi BlackBerry dengan nama Better-B. Perusahaan ini pun kemudian
menjadi rekanan RIM. “Kami menyediakan aplikasi BlackBerry untuk
pelanggan ritel dan korporat,” katanya.
Kemal juga menyambangi tiga
operator telekomunikasi besar untuk bekerjasama melengkapi konten
aplikasi mereka. Salah satunya, Better-B membuat sistem belanja dengan
ponsel alias virtual mall.
Dengan virtual mall, pelanggan bisa
mengunduh aplikasi, wallpaper, ring tone, info merchant yang menawarkan
diskon, sampai tip bermanfaat. “Kami akhirnya bekerjasama dengan PT
Excelcomindo Pratama (XL) dengan nama layanan XL Mall,” tutur Kemal.
Total, Better-B menyediakan
sebanyak 30 aplikasi untuk pelanggan BlackBerry XL, baik ritel maupun
korporat. Saat ini, menurut Kemal, lebih dari 40.000 pelanggan
BlackBerry XL aktif mengakses aplikasi XL Mall setiap bulan.
Walhasil, dengan tarif berkisar Rp
5.000–Rp 15.000 setiap kali download, total pendapatan dari aplikasi itu
mencapai Rp 500 juta per bulan. Karena Better-B mendapat jatah bagian
40 persen, omzet Kemal mencapai Rp 200 juta sebulan, hanya dari satu
aplikasi itu saja.
0 comments:
Posting Komentar
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Pantang bagi kita memberikan komentar bermuatan menghina atau spam.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Bangun sharing ilmu dengan berkomentar disini :