Silicon Valley : Lembah Kesempatan
Lembah Silicon Valley merupakan salah satu pusat TI (Teknologi
Informasi) terbesar di dunia yang terletak di bagian selatan teluk San
Fransisco, California. Terdiri dari markas perusahaan-perusahaan IT
terkemuka seperti Google, Yahoo, Apple, dan eBay; Silicon Valley telah
menjadi pusat teknologi tinggi di bidang industri.
Nama Silicon Valley berasal dari artikel yang ditulis oleh Dan Hoefler
pada 1971, yang terinspirasi dari rekannya yang seorang pengusaha, Ralph
Vaerst. Istilah ini digunakan sebagai rangkaian artikel dalam koran
perdagangan mingguan Electronic News. Kata "valley" (lembah) mengacu
pada Santa Clara Valley, tempat dimana Silicon Valley berada. Sedangkan
"silicon" (silikon} menunjukkan bahwa area tersebut memilii tingkat
semi-konduktor dan tingkat aktivitas komputerial yang tinggi.
Satu hal yang jarang diketahui mengenai Silicon Valley adalah pengaruh
pada imigran pada area tersebut. Silicon Valley berkembang karena sumber
daya manusia: para insinyur. Otak-otak brilian yang mengembangkan
teknologi ini tidaklah homogen. Tidak semuanya berkulit putih atau
terlahir sebagai orang Amerika. Bahkan 1/3 dari para insinyur adalah
orang Cina dan India.
Anna Lee Saxenian, seorang profesor planologi di University of
California, Berkeley, adalah ahli ekonomi yang menyorot
keuntungan-keuntungan keberadaan para imigran dalam perkembangan Silicon
Valley. Dalam penelitiannya, ia mengatakan bahwa pada tahun 1990an,
insinyur-insinyur Cina dan India sebanyak 29% menjalankan bisnis
teknologi Silicon Valley. Hingga tahun 2000, perusahaan-perusahaan ini
menghasilkan lebih dari US$19,5 juta dalam penjualan dan menyediakan
73.000 lapangan pekerjaan.
TIE (The Indus Entrepeneur) adalah salah satu perusahaan yang didirikan
di Silicon Valley. TIE didirikan pada tahun 1993 oleh Vinod Khusla,
seorang kapitalis, yang juga turut membantu mendirikan Sun Microsystems.
TIE adalah sebuah jaringan global pengusaha-pengusaha dan ahli
teknologi yang memebantu mereka mendirikan bisnis sendiri. TIE
memusatkan diri dalam mengembangkan cara-cara dan kemampuan melalui
pelatihan, mentoring dan memobilisasi informasi melelaui berbagai
rangkaian acara. Sekarang TIE memeliki 42 cabang di 9 negara dengan
10.000 anggota, yang mayoritas berasal dari Asia Selatan.
Para insinyur dan pengusaha migran di Silicon Valley telah menjamin
koneksi dan ke industri-industri terbaik, menghubungkan mereka semua ke
dalam jaringan kuat yang terdiri dari para ahli TI. Diversitas
memberikan sebuah kelebihan karena para migran masih berkomunikasi
dengan orang-orang dari negeri asalnya, sehingga terbentuklah jembatan
antar pengusaha dari 2 benua berbeda yang membentuk kemitraan. Inilah
cara Silicon Valley berkembang.
Mengirim proses produksi ke negara lain menjadi sebuah tren semenjak
biaya produksi di Amerika meningkat. Biaya di Cina dan India jauh lebih
murah, biarpun dengan kontrol kualitas yang lebih rendah. Namun
perjanjiannya sangat menjanjikan dan itulah yang membuat semakin banyak
industri mengirim proses produksi keluar. Hubungan ini menguntungkan
para pengusaha di negara asal. Makin banyak usaha-usaha kecil di India
dan Cina yang berdiri. Contohnya, para pekerja India yang memiliki
keterampilan memeliki kesempatan lebih baik untuk mengembangkan
kemampuannya. Namun hasil perkembangan Silicon Valley tidak terasa untuk
semua orang. Peran imigran di Silicon Valley yang walaupun sangat
membantu, telah mengkibatkan banyak pekerja lokal kehilangan pekerjaan.
Sebuah laporan pada tahun 2000 dari OECD (Organisation for Economic
Cooperation and Development) mengatakan bahwa meskipun keterbukaan untuk
imgrasi secara umum dibutuhkan, personalia berketrampilan tinggi,
seperti ilmuwan dan pengusaha jauh lebih dibutuhkan. Sebuah negara yang
dapat menarik sekaligus mempertahankan orang-orang seperti itu memeliki
keuntungan dalam bidang perekonomian di mana inovasi dan
perusahaan-perusahaan baru dibutuhkan agar bisa sukses. Ada indikasi
bahwa AS dapat menolong pertumbuhan yang melejit di bidang informasi dan
teknologi komunikasi, khususnya pada bagian software yang membutuhkan
manusia sebagai modal, dengan mengambil sumber-sumber internasional yang
berupa tenaga ahli. Imigrasi dapat dikatakan sebagai salah satu faktor
yang memungkinkan AS untuk terus berkembang karena mengisi beberapa dari
keterampilan-keterampilan yang sangat dibutuhkan. AS menarik para
tenaga ahli ke negara mereka dan perusahaan-perusahaan AS ke luar negeri
untuk mendapatkan keahlian-keahlian yang dibutuhkan.
Referensi :
OECD. A New Economy? The Changing Role of Innovation and Information Technology in Growth. 2000.
Legrain, Philippe. Immigrants: Your Country Needs Them. New Jersey: Princeton University Press. 2006.
OECD. A New Economy? The Changing Role of Innovation and Information Technology in Growth. 2000.
Legrain, Philippe. Immigrants: Your Country Needs Them. New Jersey: Princeton University Press. 2006.
0 comments:
Posting Komentar
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Pantang bagi kita memberikan komentar bermuatan menghina atau spam.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Bangun sharing ilmu dengan berkomentar disini :