Rooting Android
Android sedang populer di waktu-waktu ini. Mungkin Anda juga salah satu orang yang baru saja membeli perangkat mobile (Tablet PC atau Smartphone) ber Sistem Operasi Android. Anda mungkin banyak mendengar dari para pengguna Android yang menyarankan Anda untuk melakukan "Rooting"
pada perangkat Anda namun Anda masih kurang jelas apa itu Root? Manfaat
apa saja yang didapatkan? Resikonya apa? Serta, bagaimana cara
melakukannya. Tulisan ini bertujuan untuk menjawab semua pertanyaaan
Anda ini. Semoga dapat bermanfaat dan Anda dapat mengerti dengan jelas
mengenai Rooting dan mampu memutuskan apakah Anda membutuhkan akses Root
atau tidak.
Dengan pengalaman Saya yang sudah pernah memiliki dan menggunakan 4
perangkat Android sejak tahun 2010, (Acer Liquid E, HTC Desire Z, Acer
Iconia A500 dan HTC Sensation XE with Beats Audio), saya akan mencoba
untuk berbagi pengetahuan dengan bahasa yang lebih sederhana dan
diharapkan dapat dimengerti oleh pengguna awam.
1. Apa Itu Rooting?
Root pada dasarnya adalah sebuah hak akses. Dalam proses rooting,
Anda memang akan menginstall beberapa aplikasi seperti Superuser,
Recovery dan beberapa aplikasi lainnya namun pada dasarnya mendapatkan
Root adalah Anda mendapatkan hak akses tertinggi (Super User) untuk
mengatur perangkat Anda. Dengan kata lain, Anda memiliki kontrol penuh terhadap perangkat Anda baik secara hardware maupun software.
Perusahaan pengembang perangkat Android pada dasarnya tidak mendukung aksi "rooting" ini. Secara default, perangkat Android yang Anda beli dari toko pasti dalam kondisi yang tidak memiliki
akses Root. Alasannya sederhana.. yaitu untuk memberikan
batasan-batasan kepada pengguna agar tidak dapat melakukan hal-hal yang
berpotensi "membahayakan" perangkat Android tersebut. Maka dari itu
perusahaan dapat memberikan jaminan kestabilan perangkat tersebut (baca:
garansi) jika pengguna mempergunakannya secara "normal" (tidak di
root).
Android adalah sistem operasi yang terbuka. Sistem operasi ini men-share
source code pembangunnya pada publik sehingga memungkinkan untuk
komunitas pengembang pihak ketiga untuk melakukan modifikasi dan
pengembangan terhadap Android. Berbeda dengan sistem operasi yang
tertutup seperti IOS, Blackberry OS, Windows dan berbagai sistem lain
yang tertutup dan tidak mempublikasi kode pembangunnya. Karena itu,
banyak terbentuk komunitas yang mengembangkan berbagai aplikasi untuk
meng-optimalisasi dan meng-efektifkan perangkat Android tersebut.
Sebagian dari aplikasi tersebut memerlukan akses Root untuk
menjalankannya. Maka dari itu, pengguna juga harus berperan aktif
terlebih dahulu untuk berusaha mendapatkan akses root tersebut dengan
cara rooting.
Ada satu hal yang perlu Anda ketahui setelah Anda mempunyai akses ROOT dan menginstal aplikasi-aplikasi yang membutuhkan akses Root... "Anda bertangung jawab atas apa yang Anda lakukan sendiri".
Karena Perusahaan sudah tidak lagi memberi jaminan (garansi), dan
pengembang software juga tidak bertanggung jawab apabila ternyata
software tersebut menyebabkan perangkat Anda rusak. Seharusnya
peringatan ini sudah diberikan di setiap tutorial rooting sebagai
pengetahuan umum yang harus diketahui oleh semua calon rooters.
2. Manfaat Rooting dan Aplikasi yang Membutuhkan Akses Root pada Android
Sebelum Saya jelaskan lebih jauh mengenai proses root, Saya akan
jabarkan beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan jika Anda memiliki
akses root. Berikut poin-poinnya:
2.1 Backup dan Restore full Rom
Ketika Anda melakukan Rooting, salah satu tahapannya adalah menginstal custom recovery yang dapat diakses pada bootloader (menu
yang dapat diakses ketika perangkat dihidupkan sebelum masuk ke sistem
operasi androidnya). Sebenarnya, Android sudah memiliki program Recovery
bawaan sendiri. Namun, recovery bawaan Android sangatlah terbatas dan
salah satunya adalah tidak dapat melakukan backup dan restore Rom
(Rom: kata lain dari sistem operasi yang sudah diimplementasikan pada
perangkat). Maka dari itu, Hal pertama yang saya Anjurkan setelah
mendapatkan akses root adalah Anda dapat dan harus melakukan full backup (OS + aplikasi + data aplikasi)
terhadap ROM yang dipakai sekarang denganmengasumsikan bahwa sistem
saat ini berada pada kondisi yang paling stabil (belum di apa-apakan),
sehingga apabila terjadi masalah di kemudian hari, Anda dapat melakukan full restore dan dapat kembali ke kondisi paling stabil. Ada banyak Custom Recovery yang tersedia seperti ClockworkMod (CWM) Recovery,
RA Recovery, TeamWin Recovery (TWRP), dan sebagainya. Sebaiknya
pilihlah recovery image yang direkomendasikan oleh komunitas pengembang
perangkat Anda (Tidak perlu bingung. Biasanya sudah include dalam
tutorial rooting).
2.2 Partisi, Swap Memory, Link2SD dan Ram Manager
Partisi adalah menyisihkan sebagian dari memori eksternal (MicroSD
Card) Anda untuk dijadikan virtual memori internal dan Swap memori
adalam menyisihkan sebagian dari memori eksternal menjadi virtual RAM.
Mengapa partisi diperlukan? Android diatas versi 2.2 (Froyo) sebenarnya
sudah ada fitur bawaan untuk "Move to SDCARD" untuk beberapa aplikasi
yang support. Namun, cara ini tidak seluruhnya (tidak 100%) memindahkan
aplikasi dari memori internal dan tidak semua aplikasi bisa di move to
SDCARD. Sehingga untuk perangkat Android yang kebetulan dianugerahi
memori internal yang sangat terbatas akan tidak leluasa dalam menginstal
aplikasi.
Dengan membuat partisi (dengan bantuan custom recovery) dan dengan bantuan aplikasi Link2SD (butuh Root) Kita dapat meng-ekspan memori internal kita menjadi up to + 4GB.
Pada contoh diatas, Saya membuat partisi untuk SD Card 2nd Part sebesar
2GB. Aplikasi-aplikasi yang makan memori besar saya pindahkan (Link) ke
memori internal kedua itu sehingga memori internal bawaan saya jadi
lebih lenggang.
Hal kedua adalah menambah RAM dengan membuat file swap (swap memory). Dengan bantuan RAM Manager Pro,
saya dapat menambah RAM dari perangkat saya sebesar 256MB lagi. Dengan
demikian Ram perangkat saya yang semula hanya 768MB menjadi 1GB dengan
tambahan 256MB secara virtual.
Untuk lebih optimal, pastikan Anda menggunakan kartu memori (MicroSD Card)
dengan kecepatan diatas class 6. Preferably class 10 atau ULTRA agar
tidak memperlambat performa memori. Perlu diketahui bahwa penambahan ram
dengan cara swap memori dapat mereduksi umur SD Card cukup signifikan
karena SDcard akan secara intense diakses untuk keperluan swap memori.
2.3 Ad Blocker
Android memang memiliki banyak aplikasi-aplikasi gratis yang cukup
berguna. Namun, aplikasi-aplikasi ini sebagian besar menampilkan iklan.
Taukah Anda bahwa dibutuhkan daya (batrai) dan bandwith (internet) yang
cukup besar untuk menampilkan iklan iklan tersebut? Tidak heran bahwa
jika Anda kelupaaan menggunakan paket internet yang besar, tagihan Anda
bisa membengkak karena sebenarnya perangkat Anda mengunduh iklan-iklan
untuk ditampilkan pada Anda, bahkan ada beberapa aplikasi yang tetap
mengunduh iklan padahal aplikasi tersebut sedang tidak digunakan.
Anda dapat menginstal berbagai software ad-block untuk menghalangi
perangkat Anda mengunduh iklan iklan tersebut. Salah satu aplikasi yang
menyediakan fitur ad-blocker adalah ROM Toolbox yang
cara kerjanya adalah mem black-list puluhan ribu URL iklan agar
aksesnya ditolak oleh perangkat Anda ataupun Anda juga dapat menghapus
manual setiap iklan dari aplikasi-aplikasi populer dengan menggunakan Lucky Patcher (ada unsur probabilitas keberhasilannya).
Perlu diketahui bahwa aksi ad-blocking ini merugikan para pengembang aplikasi.
2.4 Menghapus aplikasi bawaan
Perusahaan pengembang perangkat Android biasanya memasukkan banyak aplikasi-aplikasi pre-install (system app)
yang secara normal tidak dapat Anda uninstall. Anda hanya dapat
melakukan uninstall pada aplikasi-aplikasi yang Anda install sendiri (user app).
Aplikasi-aplikasi bawaan tersebut kadang memakan banyak memori internal
dan apabila Anda merasa tidak pernah menggunakannya dan tidak
membutuhkannya, Anda dapat meng-uninstallnya dengan menggunakan bantuan
aplikasi Rom Toolbox.
Selain itu, Anda juga dapat membuat suatu system app menjadi user app
maupun sebaliknya. Anda perlu berhati-hati dan jangan sampai melakukan
uninstall pada system app yang penting bagi kestabilan sistem Android.
Karena Anda sudah memiliki akses tertinggi, tidak ada lagi peringatan
yang diberikan. Anda harus tahu sendiri mana yang "aman" untuk dibuang
dan mana yang tidak.
Anda juga dapat melakukan "Freeze app" untuk me-non aktifkan suatu aplikasi secara total tanpa menghapusnya (meng-uninstalnya).
2.5 Start Up Manager
Dngan bantuan Rom Toolbox,
Anda dapat mengatur aplikasi apa sajakah yang boleh dijalankan ketika
startup (Perangkat dinyalakan pertama kali). Ada beberapa aplikasi yang
memasang "Receiver" untuk menangkap suatu event dan meresponinya walaupun
aplikasi utama sedang tidak dijalankan. Jika Anda menginstal banyak
aplikasi dan banyak receiver yang aktif, otomatis startup akan jadi
lebih lama dan memori RAM perangkat Android Anda akan semakin sedikit.
Maka dari itu, Dengan adanya startup manager ini Anda dapat menghentikan
beberapa receiver dari aplikasi-aplikasi yang jarang Anda gunakan
sehingga perangkat Anda tetap dalam kondisi prima walaupun menginstal
ratusan aplikasi.
2.6 CPU Control dan Auto Memory Manager
Selain mengontrol perangkat lunak, dengan adanya akses Root, Anda juga mampu mengontrol secara langsung behavior (cara kerja) dari CPU perangkat Anda (CPU Control). Mulai dari yang paling sederhana adalah memilih profil Governor hingga
menentukan profil apabila terjadi suatu event (Ketika layar mati,
ketika batrai dibawah sekian persen, ketika kondisi charging/full,
temperatur diatas sekian derajat, layar hidup, ketika on call, dan
sebagainya).
Tujuannya adalah, agar penggunaan CPU dapat lebih hemat daya apabila
sedang tidak dibutuhkan namun tetap cepat dan responsif apabila sedang
dibutuhkan. Misal pada gambar diatas, Saya menggunakan Governor On Demand untuk kinerja secara default dengan minimum
clock rate 385MHz
dan maksimum 1512MHz. Namun ketika kondisi layar mati (Screen Off), CPU
clock rate akan langsung diturunkan pada 384MHz - 756MHz dengan governor
Powersave.
Sedikit akan dijelaskan apa itu Governor dari CPU. CPU Governor adalah kumpulan 'logic' yang sudah ditanamkan pada kernel yang
menentukan penggunaan CPU apabila user melakukan sesuatu. Jadi, program
pengatur CPU seperti Rom Toolbox, SetCPU dan lain sebagainya hanya
memanggil berbagai profil tersebut dari kernelnya.
- On Demand: Mode On Demand biasanya ada di sebagian besar kernel. Pada mode ini CPU akan dengan sangat cepat menaikkan performa (clock rate) apabila sedang dibutuhkan (perangkat digunakan) untuk memenuhi permintaan, kemudian akan memperlambat performa (clock rate) secara bertahap (perlahan). Profil ini menghasilkan perangkat yang responsif namun lebih boros daya.
- Conservative: Mode conservative ditemukan di beberapa kernel. Mirip dengan On Demand, namun CPU akan menaikkan clock rate secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan. Performa pada mode conservative mungkin akan kurang responsif dibandingkan On Demand, namun akan lebih hemat daya.
- Performance: CPU akan disetel bekerja pada clock rate maksimal setiap waktu. Profil governor ini sebaiknya digunakan untuk proses benchmarking saja karena akan sangat panas dan boros daya.
- Powersave: Kebalikan dari profil performance, CPU pada profil powersave akan disetel untuk selalu bekerja pada nilai clock rate minimum.
- Userspace: Metode pengontrolan CPU yang saat ini tidak digunakan pada program set CPU (Khusus pengembang). Sebaiknya pengguna awam tidak menggunakan metode ini.
- Interactive:
The 'interactive' governor has a different approach. Instead of sampling the cpu
at a specified rate, the governor will scale the cpu frequency up when coming
out of idle. When the cpu comes out of idle, a timer is configured to fire
within 1-2 ticks. If the cpu is 100% busy from exiting idle to when the timer
fires then we assume the cpu is underpowered and ramp to MAX speed.
If the cpu was not 100% busy, then the governor evaluates the cpu load over thelast 'min_sample_rate' (default 50000 uS) to determine the cpu speed to ramp down
- SmartAss dan SmartAssV2: Singkat kata: logic yang lebih baik daripada mode interactive. Biasanya terdapat pada kernel custom rom.
2.7 "Membajak Aplikasi" lebih mudah
Poin ini sebenarnya kontroversial karena disatu sisi merugikan para
developer. Saya tetap akan bahas poin ini karena hal ini juga termasuk
"to-do list yang dapat dilakukan jika Anda memiliki akses Root. Aplikasi
Android pada dasarnya mudah sekali untuk dibajak. Dengan menggunakan
file manager yang mendukung root browser (Misalnya Es File Explore) ,
Anda dapat menelusuri sistem Android dan mengambil installer (file
berekstensi .apk) dari sistem kemudian men-copy kan nya pada perangkat
lain. Anda sebenarnya tidak memerlukan akses root untuk dapat menginstal
aplikasi bajakan ini. Anda cukup men-centang "Unknown Resource" pada
setting "Security" dan Anda dapat dengan bebas menginstal aplikasi
berekstensi .apk diluar market (PlayStore).
Walaupun Anda dapat menginstalnya, namun beberapa aplikasi
menambahkan sendiri mekanisme keamananan didalam aplikasi tersebut.
Mekanisme keamanan ini misalnya sinkronisasi pada server dan server
dapat mengidentifikasi apakah aplikasi tersebut dari pembeli yang sah
atau tidak. Apabila Anda terdeteksi bukan pembeli yang sah, maka
aplikasi akan menolak untuk bekerja. Untuk masalah ini ada aplikasi
seperti Lucky Patcher yang
membutuhkan akses root untuk menghilangkan "license verification"
ataupun memberikan "custom patch" supaya aplikasi tersebut tetap bisa
digunakan. Lucky patcher sendiri memiliki daftar aplikasi apa saja yang
bisa dibajak (diberi custom patch). Biasanya aplikasi-aplikasi populer.
2.9 Flashing Custom Rom
Pada dasarnya Anda hanya perlu membuka (unlock) bootloader dan
menginstal custom recovery saja untuk dapat melakukan flashing custom
rom (tidak perlu rooting). Namun, biasanya proses pemasangan custom
recovery sudah "satu paket" dalam proses rooting. Dengan menggunakan
custom recovery, Anda dapat menginstal custom rom yang dibuat oleh
komunitas perangkat Anda. Custom rom biasanya menawarkan berbagai hal
yang biasanya tidak terdapat pada Stock Rom atau Rom bawaan pada perangkat Anda, misalnya,
- Versi OS yang lebih baru, misalnya secara resmi baru menggunakan Android 2.3.3 (Gingerbread), namun komunitas pengembang di XDA Developers sudah mengembangkan versi 4.0.3 (Icecream Sandwich) nya.
- Dapat menggunakan versi OS dari perangkat berbeda (tergantung pengembang). Misalnya, HTC Desire Z saya dapat menggunakan rom dari HTC Desire HD yang sudah di sesuaikan drivernya dengan HTC Desire Z.
- Kernel CPU yang sudah di overclock. Ada beberapa pengembang yang sengaja downclock CPU suatu perangkat. Proses overclock yang disarankan pengembang sebenarnya tidak berbahaya karena hanya sekedar "mengembalikan" kecepatannya ke semula. Misalnya, HTC Desire Z saya sebenarnya memiliki processor yang sam dengan HTC desire HD. Namun HTC Desire saya di downclock oleh HTC secara default di kecepatan 800Mhz (Desire HD 1Ghz).
- Memiliki optimisation RAM script, Dalvix tweak (yang intinya untuk optimalisasi hardware agar kinerja lebih smooth). Adrenaline Engine, Supercharger, Zipaligned, dan lain sebagainya.
- Kadang, custom rom juga bisa mengusung teknologi dari pengembang lain. Misalnya Sony Bravia Engine dapat diimplementasikan di HTC. atau HTC beats audio dapat diimplementasikan di perangkat lain.
- Custom rom umumnya sudah dalam kondisi rooted.
- Berbagai kostumisasi tampilan yang unik seperti boot animation, tema warna icon, font dan sebagainya.
Berikut berbagai tips dalam memilih custom rom:
- Custom rom dikembangkan oleh pihak ketiga sehingga tidak menjamin kestabilannya. Silahkan kunjungi situs yang terpercaya dalam memilih custom rom (misal: XDA Developers)
- Perhatikan dengan seksama spesifikasi custom rom. Pastikan semua persyaratan, jenis perangkat dan sebagainya sudah cocok dengan milik Anda.
- Perhatikan juga "work" dan "not work". Karena custom rom yang belum stabil dan masih dalam tahap pengembangan terkadang ada beberapa komponen yang belum jalan (misal kamera, wifi, dll). Pilihlah custom rom yang sudah berumur cukup lama, sudah di update banyak versi dan banyak testimoni "stabil" dari para penggunanya.
- Selalu lakukan Nandroid Backup terlebih dahulu sebelum flashing custom rom
2.10. Multi Boot Rom
Sama seperti layaknya PC, Anda juga dapat memiliki multi-boot atau
banyak sistem operasi (ROM) Android pada sebuah perngkat dengan bantuan
aplikasi Boot Manager. Tidak semua perangkat Android disupport oleh Boot Manager (Ada compatibility listnya).
Current Supported Devices
Samsung Galaxy Nexus
HTC Desire
HTC Desire HD
Htc Desire S
HTC Desire Z
Htc Evo 3D
HTC EVO 4G
HTC G2(aka Vision)
HTC Incredible 1
Htc Incredible 2
Htc Incredible S
HTC Inspire4g
HTC MyTouch 4G
HTC Nexus One
Htc Sensation
HTC Thunderbolt
HTC Rezound
Motorola Droid 1
Motorola Droid 2
Motorola Droid 2 Global
Motorola Droid X
Motorola Razr
Silahkan kunjungi halaman aplikasi Boot Manager pada link diatas untuk tahu lebih detailnya.
2.11. Backup aplikasi dan data aplikasi
Jika Anda suka gonta-ganti ROM, maka akan sangat merepotkan jika Anda
harus menginstal lagi puluhan aplikasi-aplikasi Anda secara Manual. Anda
dapat memanfaatkan aplikasi seperti Titanium Backup untuk
"Batch Backup" dan "Batch Restore" aplikasi-aplikasi Anda (Membackup
dan menginstal kembali semua aplikasi Anda dalam 1x klik). Aplikasi
tersebut tidak hanya menginstal namun juga merestore semua data yang
tersedia. Jadi Anda tidak memulai lagi dari nol (fresh install).
2.12 Install External Script
Jika Anda memiliki akses root pada perangkat Anda, ada banyak script
yang dapat dipasangkan untuk mengoptimalisasi perangkat Android
Anda. Misalnya sebuah script untuk mengoptimalkan GPS.
Dengan menggunakan script ini diharapkan GPS perangkat Anda dapat lebih
cepat mendapatkan posisi dan mengunci lokasi (satelit). Selain itu ada
script seperti Supercharger yang
membuat perangkat Anda jadi lebih cepat dan hemat baterai. Biasanya,
script-script ini sudah include dalam custom rom. Namun jika belum
sekalipun Anda dapat bereksperimen dan memasangnya sendiri.
Perlu diingat bahwa pemasangan script ini cukup beresiko. Pastikan Anda membaca forum, mempelajari kendala dan error yang terjadi pada pengguna-pengguna lain dan jangan lupa melakukan Full backup menggunakan custom recovery.
Perlu diingat bahwa pemasangan script ini cukup beresiko. Pastikan Anda membaca forum, mempelajari kendala dan error yang terjadi pada pengguna-pengguna lain dan jangan lupa melakukan Full backup menggunakan custom recovery.
2.13 [Dalam pengembangan] Menginstal Sistem Operasi lain pada perangkat Android
Mengingat saat ini perankgat mobile sudah memiliki hardware yang sangat
mumpuni, Anda dapat menginstal beberapa sistem operasi lain pada
perangkat Android.
3. Bagaimana Cara Rooting?
Cara rooting setiap perangkat berbeda-beda untuk setiap seri, merk, dan
beberapa versi android. Jika Anda memiliki teman yang berhasil melakukan
rooting pada perangkat Androidnya, jangan diharapkan bahwa dia juga
dapat melakukannya pada perangkat Anda apabila berbeda seri dan merk.
Setiap perangkat memiliki cara yang unik dan dapat Anda temukan dengan
menjelajahi forum XDA Developers pada
sub-forum Android Development untuk setiap perangkat. Ada perangkat
yang gampang di root, ada yang sukar. Ada yang sudah memiliki "one click
root", ada yang masih harus manual menggunakan ADB shell.
Berikut ini saya sediakan beberapa link menuju tutorial rooting untuk
beberapa merk dan seri perangkat. Selebihnya silahkan cari sendiri di
forum XDA Developers.
4. Resiko Rooting
Rooting pada dasarnya tidak beresiko yang fatal. Jika Anda gagal, Anda
belum mendapatkan akses root. Itu saja. Secara umum, proses yang
membahayakan adalah proses flashing. Flashing yang tidak berjalan
semestinya bisa menyebabkan bootloop (mengulang-ulang booting), boot
stuck (berhenti pada titik tertentu.. misal logo produk), semi brick,
bahkan brick (rusak total). Pada beberapa perangkat yang sudah melalui
OTA (Over The Air) Update ke versi OS yang terbaru biasanya lebih skar
di root. Perangkat Anda harus di flashing ke versi software yang lebih
lawas, yang root-able. Selain itu, ada beberapa perangkat yang harus
melakukan flashing ketika meng-unlock bootloader (supaya bisa di root).
Anda harus berhari hati ketika proses flashing berjalan. Pastikan proses
tersebut tidak terinterupsi. Perhatikan baterai perangkat harus diatas
70%, konekkan ke charger dan jika proses menggunakan PC, pastikan PC
memiliki UPS atau menggunakan laptop yang ber-baterai.
5. Un-Root
Seperti yang sudah disebutkan di awal bahwa aksi rooting me-revoke
garansi. Apabila perangkat anda mengalami kerusakan, ada kemungkinan
service center tidak mau menerima jika diketahui perangkat tersebut
sudah di root. Ada berbagai cara untuk menghilangkan root. Namun sekali
lagi, cara-cara tersebut juga bergantung pada setiap perangkat. Ada yang
bisa meng-unroot dengan tools, ada yang harus manual menggunakan ADB
Shell. Cara paling mudah dan biasanya dipakai ketika mau menservice
perangkat adalah flashing ke STOCK ROM (Rom bawaan waktu beli
pertamakali). Setiap pengembang perangkat biasanya menyediakan stock rom
untuk masing masing perangkat di websitenya. Anda tinggal apply update
dan perangkat Anda akan di flashing ke kondisi awal sebelum memiliki
akses root.
Akses root juga bisa hilang apabila Anda melakukan update OTA (Over The Air) update.
Akses root juga bisa hilang apabila Anda melakukan update OTA (Over The Air) update.
6. Kesimpulan
Salah satu ke'asyikan' dari memiliki perangkat android adalah ke
oprek-able an nya. Anda dapat mengoptimalisasi perangkat Anda sehingga
memiliki performa yang lebih tinggi bahkan menyamai performa perangkat
yang memiliki spesifikasi hardware lebih mahal. Sebagai contoh, tablet
Acer Iconia A500 saya, yang merupakan tablet dual core generasi pertama
yang seharusnya memiliki skor benchmark (Quadrant) sekitar 2000an,
setelah menggunakan custom rom Flexreaper Rev 7, overclock ke 1,5GHZ dan
segala optimalisasinya dapat menembus angka benchmark 3700. Berada
diatas Samsung Galaxy Tab 10.1.
0 comments:
Posting Komentar
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Pantang bagi kita memberikan komentar bermuatan menghina atau spam.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Bangun sharing ilmu dengan berkomentar disini :