Perpindahan Media Masa ke Social Network
Bukan Subtitusi Media Konvensional Media sosial tak ubahnya seperti anak baru keren di sebuah sekolah. Semua orang berebut berkenalan dan ingin bermain dengannya. Masalahnya, ia tidak seperti media konvensional yang telah diakrabi merek selama bertahuntahun. Dibutuhkan perubahan radikal dalam berkomunikasi menggunakan media yang satu ini.
Teknologi dan media digital tumbuh dengan kecepatan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Gaya hidup dan pola komunikasi kita telah berubah sepenuhnya. Dulu kalau lapar, kita langsung mencari makanan dan makan. Tapi sekarang, ketika lapar yang dicari pertama kali bukan makanan, melainkan media sosial. Nge-tweet dulu, baru pergi makan siang. Tidak berhenti di situ, ketika makanannya datang yang dilakukan pertama kali bukan mengambil sendok dan garpu lalu makan. Tapi mengambil smartphone. Memotretnya
kemudian menyebarkannya ke media sosial. Baru setelah itu memakannya. Media sosial telah menjadi bagian penting kehidupan masyarakat abad 21. Dengan sendirinya media ini juga menjadi bagian penting dalam komunikasi pemasaran. Media sosial telah menjadi salah satu alat kampanye yang penting.Masalahnya, media sosial sejak awal peruntukkannya bukan sebagai media kampanye. Ini adalah media komunikasi. Merek kadangkala melupakan prinsip tersebut. Ketika mereka melupakannya, kampanye pun akan sulit mencapai tujuannya.
Kampanye melalui media sosial tidak bisa dipandang sebagai subtitusi dari media konvensional. Hal ini karena sifat medianya hampir sepenuhnya berbeda. Media sosial adalah media komunikasi dua arah.
Kampanye yang sukses adalah kampanye yang mampu menciptakan komunikasi aktif dengan para pengguna di media sosial tersebut. Ketika masuk ke media sosial, merek perlu meruntuhkan segala jarak yang ada antara dirinya dengan audience. Mereka perlu melibatkan diri dengan target market-nya dengan cara yang natural. Memang orang-orang itu adalah target market para marketer. Namun, percayalah pengguna media sosial tidak akan senang bila para marketer berkomunikasi hanya untuk membujuk mereka menjadi
pelanggan merek yang mereka usung.
Merek harus tampil lebih manusiawi di media sosial. Hal ini tentu sudah sering disampaikan di berbagai
artikel. Meski begitu kesalahan ini masih saja sering dilakukan. Merek tampil sebagai sebuah otoritas yang
dingin dan berjarak dengan audience-nya. Percayalah, itu bukan cara terbaik hadir di media sosial.
Hal lain yang juga perlu dilakukan ketika masuk ke media sosial adalah dengan menawarkan konten yang menarik dan berguna bagi audience. Konten yang relevan menjadi salah satu kunci kesuksesan. Paling tidak itulah yang dirasakan oleh Sesame Street.
Channel YouTube Sesame Street berhasil ditonton lebih dari satu miliar kali. Sesame Street adalah kelompok nirlaba pertama yang berhasil meraih prestasi ini. Kekuatan konten yang mereka sajikanlah yang menjadi kunci keberhasilan ini. Sesame Street menampilkan konten-konten yang mendidik dan berguna bagi audience mereka. Hal inilah yang membuat audience, baik anak-anak maupun orang tuanya, terus datang untuk melihat video mereka dan tidak segan-segan menyebarkan kepada teman-teman dan keluarga yang lain.
Tidak itu saja, mereka juga mampu menjaga keseimbangan antara konten yang serius dan menghibur. Secara alamiah, audience akan sangat menikmati konten-konten yang mampu menghiburnya. Namun, itu saja menjadi tidak lengkap tanpa konten yang “berisi”. Last but not least, Sesame Street tahu pasti apa yang audience-nya butuhkan. Mereka tahu apa yang perlu dipelajari oleh audience cilik mereka. Hal itu membuat para orang tua pun ikut menontonnya bersama anak-anak mereka. Dengan memberikan konten yang bermanfaat, audience akan dengan rela hati menyebarkan lebih luas konten tersebut dan pada akhirnya akan memperkuat engagement dengan audience.
Media sosial merupakan sesuatu yang baru. Namun, siapapun tentu setuju bahwa media ini memiliki kekuatan yang dasyat dalam mempengaruhi opini penggunanya tentang isu tertentu bila kita tahu cara memanfaatkannya. Untuk itu para marketer perlu terus mengeksplorasi media ini dengan pikiran yang terbuka.
Sekar Ayu
0 comments:
Posting Komentar
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Pantang bagi kita memberikan komentar bermuatan menghina atau spam.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Bangun sharing ilmu dengan berkomentar disini :